Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk merasakan pengalaman yang tampak seperti nyata dalam lingkungan yang dibuat secara digital.
Ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras khusus yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan dunia maya melalui pandangan, suara, dan gerakan.
Dalam VR, pengguna biasanya mengenakan headset khusus yang dilengkapi dengan layar, speaker, dan sensor gerak.
Layar tersebut menampilkan lingkungan digital 3D yang tampak seperti nyata, sementara speaker mengeluarkan suara yang menambahkan kedalaman dan realisme pada pengalaman VR. Sensor gerak membaca gerakan dan posisi tubuh pengguna untuk mengontrol tampilan lingkungan virtual dan interaksi dengan objek di dalamnya.
Teknologi VR digunakan dalam berbagai bidang, termasuk game, simulasi, pelatihan, pemasaran, dan seni. Dengan VR, pengguna dapat merasakan pengalaman yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata, seperti terbang ke luar angkasa, menjelajahi reruntuhan kuno, atau bahkan berinteraksi dengan karakter fiksi dalam game.
Penggunaan Virtual Reality (VR) dalam jangka waktu yang lama belum sepenuhnya dipahami dampaknya terhadap kesehatan manusia. Namun, beberapa studi menunjukkan adanya potensi risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan VR dalam waktu yang lama.
Salah satu masalah yang mungkin muncul adalah mabuk VR atau motion sickness. Ini adalah sensasi yang tidak nyaman yang terjadi ketika ada ketidakcocokan antara gerakan tubuh dan gambar yang ditampilkan dalam VR.
Gejala mabuk VR dapat berupa pusing, mual, dan sakit kepala. Namun, mabuk VR jarang terjadi pada pengguna yang memakai headset VR selama waktu yang singkat.
Selain itu, penggunaan VR dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan masalah pada mata dan sistem vestibular (yang mengendalikan keseimbangan dan orientasi).
Beberapa orang melaporkan penglihatan kabur atau mata kering setelah menggunakan VR untuk jangka waktu yang lama, sementara yang lain melaporkan masalah keseimbangan atau koordinasi setelah menggunakan VR untuk waktu yang lama.
Namun, risiko kesehatan ini dapat diminimalkan dengan penggunaan VR yang bijak dan dengan mematuhi pedoman penggunaan yang direkomendasikan oleh produsen.
Jangan memakai headset VR terlalu lama, istirahatlah setiap 30-40 menit, dan jangan mengoperasikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi setelah menggunakan VR untuk waktu yang lama.
Mabuk VR dapat dialami oleh siapa saja yang menggunakan Virtual Reality (VR). Mabuk VR merupakan sensasi tidak nyaman yang muncul ketika ada ketidakcocokan antara gerakan tubuh dengan gambar yang ditampilkan di dalam headset VR. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, dan sakit kepala.
Beberapa orang lebih rentan terhadap mabuk VR dibandingkan yang lain. Namun, ini tidak hanya terjadi pada orang yang memiliki penyakit bawaan tertentu. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mabuk VR termasuk mereka yang punya sejarah migrain atau mabuk perjalanan, kurang tidur atau kelelahan, bahkan gangguan vestibular atau keseimbangan.
Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi karena penggunaan headset VR dengan kualitas rendah, lingkungan VR yang bergerak terlalu cepat atau berubah secara tiba-tiba, dan pemakaian headset VR untuk waktu yang lama tanpa istirahat
Meskipun mabuk VR dapat mengganggu pengalaman VR, gejala ini biasanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan berhenti menggunakan headset VR atau mengambil istirahat sejenak.
Jika seseorang memiliki riwayat mabuk perjalanan atau migrain, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan VR untuk meminimalkan risiko mabuk VR.